Kamis, 28 Maret 2013



Sayonara Buatku

Aku paling benci kalau harus mengalami sebuah perpisahan. Entah apapun itu. Pasti akan membuat sedih, membuat perasaan tak nyaman dan kerinduan mendalam. Mengapa harus ada perpisahan di dunia ini?

Aku tidak tahu harus memasang wajah bagaimana selain wajah yang terkejut dan shock. Itu sama saja. Salah seorang temanku mengatakan padaku bahwa dia akan cuti dari kelas menjahit. Meski kami belum lama berteman namun kami bertiga cocok sekali. Meski mungkin yang menganggap demikian hanya aku.

“Lho kenapa?” tanyaku setelah terkejut
“Aku mau ujian di pondok mbak.” Ujar Norma
“Oh..sampai kapan?” tanyaku lagi
“Sampai puasa mungkin.” Jawabnya
“Lama sekali!” seruku

Rasanya ketika aku mendengar itu, perasaanku menjadi tidak enak. Apalagi aku dan temanku yang satunya sedang ada kerenggangan sedikit. Meski aku tidak tahu apa sebabnya aku menjadi diam-diaman dengannya. Mungkin dia sedang ada masalah. Aku dan Norma kurang tahu juga.

Dalam pikiranku juga sedang tidak terlalu bersemangat menjahit. Habisnya aku sudah hampir satu tahun di modes ini. Harusnya aku sudah mahir namun aku merasa ilmuku sangat kurang. Dan aku ingin terus menambah sampai bisa bikin jas buat abahku. Namun perasaan tidak ini tidak enak rasanya di hati.Teman-temanku mulai menyerah juga di sini.

Besoknya aku dibuat terkejut kembali oleh temanku yang satunya, namanya Addah. Aku senang kami berdua sudah bisa ngobrol dengan biasa lagi. Aku yakin kami berdua baik-baik saja. Kami berdua terlibat percakapan yang asik soal aplikasi hape. Dia pengguna setia whats app. Aku senang dengan karakternya yang blak-blakan dan apa adanya. Dia selalu menjadi dirinya sendiri. Aku senang kalau bercanda banyak hal dengannya. Kemudian kalau Norma dia itu sangat kalem da penuh pengertian. Anak-anak suka request lagu padaku untuk didownloadkan. Jika aku senggang aku pasti akan mencarikannya.
Semua hal dulu terbayang dibenakku ketika Addah juga mengatakan hal yang sama padaku. Bahwa dia akn cuti juga meski tidak selama cutinya Norma namun aku merasa sangat sedih. Disaat yang bersamaan mereka berdua mengatakan hal yang sama. Mereka berdua akan mengambil cuti. Dan yang kupikirkan adalah tidak akan ada trio gosip lagi. Aku ingat ketika kami bertiga di satu bangku. Sudah pasti kami akan menggosip. Banyak hal yang membuat jam di tempat kursus berjalan dengan cepat. Kalau aku capek, penat, ngantuk setelah pulang kuliah, dengan bertemu mereka rasa itu hilang semua. Karena aku senang di sini semua berjalan dan berbuat apa adanya. Tidak seperti di bangku kuliah yang mayoritas anaknya geng-gengan.

Kutoleh Addah setelah kami pamitan pulang sama Ibuk. Aku jadi berpikir mungkin inilah penyebab dia diam beberapa hari yang lalu.

“Kok tiba-tiba cuti juga?” tanyaku. Sedih rasanya aku bertanya hal ini lagi.
“Aku disuruh ke Surabaya sama bosku. Ada apa gtu lupa aku namanya.” Jawabnya
“Lho aku sendiri nuw....Norma juga mau cuti bahkan sampai puasa nanti.” Ujarku
“Lho Norma iya juga ta?” Addah terkejut. Dia juga baru tahu kalau Norma mau cuti.
“Iya. Gak enak g ada  kalian...aku gimana?”
“Yuk ikut cuti sekalian aja. Sebenarnya aku juga gak enak harus cuti seperti ini. Tapi aku gak enak gak pegang uang lama begini.”
“Aku juga sudah lama gak pegang uang banyak. Ha ah.” Aku mengehela nafas
“Aku ingin suatu saat nanti bikin distro. Kan aku bisa desain sendiri. Makanya aku butuh uang yang banyak. Dan aku harus ke Surabaya 1 bulan. Aku ingin punya usaha.”

Melihatnya menceritakan mimpinya membuatku tidak bisa bicara banyak. Aku yakin teman-temanku pasti punya mimpi yang ingin di kejar. Aku tidak boleh egois mengatakan bahwa aku sedih ditinggal sendiri di sini.

“Ya itu bagus! Lanjutkan! Semoga sukses!” aku menyemangatinya dengan senyum lebar.
“Amin. Makasih ya.”

Aku tahu itu. Kamu pasti memikirkan masa depanmu juga. Bahkan sebentar lagi kamu juga akan menikah ya. Aku juga sadar kita semua sudah melewati gerbang remaja. Entah mengapa hanya aku yang belum dewasa. Aku tidak berpikir apa-apa tentang masa depanku selain aku mendirikan butik sendiri dan menjadi penulis yang bagus.

Kamu dan Norma aku salut pada kalian berdua. Aku akan berdoa untuk kesuksesan kalian berdua. Dan aku akan baik-baik saja di sini. Tapi apakah sebaiknya aku mengambil cuti juga? Aku juga ingin istirahat sebentar. Tapi haruskah bayangan kami betiga harus lenyap bersamaan di akhir Maret ini? Bukankah Maret ini Addah akan berulang tahun? Aku ingin mengucapkannya padamu nanti.

Kesedihan bukan berarti aku akan merasa putus asa dan mengambil jalan pintas. Aku pasti akan belajar lebih keras dan aku akan menunggu kalian kembali nanti. Meski aku tidak tahu apakah kalian akan kembali atau tidak. Namun aku harap lebaran tahun ini aku bisa ke rumah kalian berdua dan kerumah Ibuk juga dan yang lain juga. Aku ingin melakukannya. Jadi  aku harap kalian tidak akan melupakanku ya.....


Shinju san(28 Maret 2013)